KEMARAU panjang yang melanda Desa Jaya Bakti, Kecamatan Pagimana, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, menyebabkan kekeringan. 5.543 warga terdampak.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBP) Akris Fattah Yunus mengatakan, kekeringan yang terjadi di Jaya Bakti berlangsung sejak awal September.
Akibatnya, 1.325 keluarga atau setara 5.543 jiwa mengalami kekurangan air bersih.
“Kekeringan di Jaya Bakti dampak dari kemarau panjang akibat fenomena elnino,” terangnya, Minggu 1 Oktober 2023.
Menurut Akris, kekeringan yang berlangsung lama di Jaya Bakti menyebabkan debit air sungai berkurang.
Bahkan, mata air desa yang biasanya digunakan untuk mengisi bak penampungan umum juga mengering.
“Terpaksa ribuan warga Jaya Bakti kekurangan air bersih,” tegasnya.
Untuk menangani krisis air bersih di Jaya Bakti, lanjut Akris, Tim Reaksi Cepat (TRC) dari BPBD Kabupaten Banggai sudah diturunkan.
“Tim sudah turun membawa bantuan air bersih sekitar 25 ribu liter setiap harinya menggunakan satu unit mobil tangki air,” ungkapnya.
Akris berharap, bantuan air bersih yang rutin didistribusikan setiap harinya bisa membantu warga Jaya Bakti.
“Semoga juga kemarau bisa segera berakhir,” ucapnya.
Menengok krisis air di Jaya Bakti, BPBD mengimbau kepada seluruh masyarakat Sulteng untuk menghemat penggunaan air bersih.
“Fenomena elnino berkepangan. Oleh karena itu masyarakat perlu menggunakan air bersih secukupnya,” tandas Akris.
Berdasarkan data yang dirilis Badan Meteorologi, klimatologi dan Geofisika (BMKG), potensi musim kemarau berkepanjangan dengan peringatan fenomena elnino terjadi di beberapa wilayah, termasuk Sulteng dan hasil monitoring hingga pertengahan tahun 2023, sebanyak 63 % dari zona musim telah memasuki musim kemarau, salah satunya adalah Kabupaten Banggai. ANT/DatSaja