Terhubung bersama kami

Nasional

Dinamika Atmosfer Tingkatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Indonesia 

Terbit

pada

Ilustrasi dampak dari bencana alam puting beliung di Poso, Sulawesi Tengah. Foto : HO

DINAMIKA atmosfer yang terjadi beberapa waktu ke belakang dapat meningkatkan potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah di hingga 1 Desember 2023 mendatang. 

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, setidaknya ada lima fenomena atmosfer yang terpantau cukup signifikan dan dapat memicu peningkatan pertumbuhan awan di wilayah Indonesia.

Pertama, fenomena madden julian oscillation (MJO) yang saat ini mulai memasuki wilayah Indonesia bagian barat dan diprediksi dapat terus aktif hingga periode Dasarian I Desember 2023. Itu dapat berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia.

“Fenomena skala regional lainnya adalah gelombang Equatorial Rossby (ER) yang terpantau aktif di sebagian wilayah Indonesia terutama di bagian tengah dan timur hingga periode akhir Dasarian III November 2023,” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam keterangan resmi, Minggu 26 November 2023.

Fenomena lain yang terjadi ialah adanya penguatan monsun Asia. Itu terlihat dari adanya indikasi penguatan angin lapisan atas dari wilayah Selatan hingga lebih dari 25 knot (47 km/jam).

Baca Juga:  3 Juta Ton Beras Impor Bakal Banjiri RI Tahun Ini

Di samping itu, muncul Bibit Siklon Tropis 99W di Laut Natuna Utara dan Sirkulasi Siklonik di barat Sumatra dan Selat Karimata yang memicu pembentukan daerah pertemuan dan perlambatan angin.

“Bibit Siklon Tropis 99W tersebut memiliki kecepatan angin maksimum hingga 20 knot (37 km/jam) dan tekanan udara di pusatnya mencapai 1006 hPa dengan pergerakan sistem ke arah Barat,” ucap Guswanto.

Terakhir, anomali positif suhu muka Laut di wilayah Laut China Selatan, Selat Karimata, Laut Jawa, Selat Makassar, dan Laut Sulawesi hingga 3 derajat celcius menjadi sumber uap air dalam pembentukan awan hujan.

Menurut Guswanto, berdasarkan kondisi itu sebagian wilayah Indonesia berpotensi diguyur hujan sedang sampai lebat hingga 1 Desember 2023 mendatang. 

Wilayah itu meliputi , Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, , Bengkulu, Sumatra Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, , , Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Papua Barat dan Papua.

Baca Juga:  Joe Biden Beri Selamat ke Prabowo Sebagai Presiden Terpilih Via Telpon

Selain hujan lebat, terdapat potensi bencana banjir pesisir rob. Adanya fenomena fase jarak terdekat dengan bumi berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum.

Berdasarkan pantauan data water level dan prediksi pasang surut, banjir pesisir (rob) berpotensi terjadi di beberapa wilayah pesisir Indonesia, di antaranya pesisir Sumatra Utara, pesisir Bandar Lampung, pesisir barat dan selatan Banten, pesisir utara Jakarta. 

Selain itu pesisir Jawa Tengah dan pesisir Maluku.

Untuk menghadapi cuaca ekstrem itu, Guswanto mengimbau pihak-pihak terkait untuk melakukan persiapan. Di antaranya memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.

Selain itu melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif.

Baca Juga:  Letjen I Nyoman Cantiasa Diangkat Jadi Wakil Kepala BIN

“Melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tegakan/tiang, serta papan reklame/baliho agar tidak roboh tertiup ,” ucapnya.

Guswanto meminta semua pihak terkait menggencarkan sosialisasi, edukasi, dan literasi secara lebih masif untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian pemerintah daerah, serta pihak terkait dalam pencegahan/pengurangan risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir 

bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi.

“Lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometrorologi,” kata Guswanto .

Masyarakat juga diminta untuk terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG, secara lebih rinci dan detail untuk tiap kecamatan di seluruh wilayah Indonesia melalui kanal resmi BMKG. Mediaindonesia.com/DatSaja

Berikan komentarmu

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending