PRESIDEN Rusia Vladimir Putin kembali memperingatkan negara-negara Barat bahwa Kremlin siap perang nuklir.
“Dari sudut pandang militer-teknis, kami tentu saja siap,” kata Putin kepada saluran televisi Rossiya-1 dan kantor berita RIA saat ditanya soal apakah Rusia benar-benar siap untuk perang nuklir.
Pernyataan Putin ini dilontarkan untuk memperingatkan negara-negara Barat bahwa Rusia betul-betul tak tinggal diam jika AS mengerahkan pasukan ke Ukraina untuk membantu Kyiv.
Putin menyebut pengiriman pasukan AS ke Ukraina hanya akan menimbulkan eskalasi konflik yang lebih tinggi, tak terkecuali perang nuklir.
Kendati begitu, Putin menyebut Moskow tidak “terburu-buru” untuk skenario perang nuklir tersebut. Orang nomor satu Rusia itu juga menilai tak ada urgensi untuk menggunakan senjata nuklir dalam perangnya dengan Ukraina.
RUDAL: Apa yang ‘Boleh dan Tidak Boleh’ Dilakukan saat Perang?
“[Di AS] ada cukup banyak spesialis di bidang hubungan Rusia-Amerika dan di bidang pengendalian strategis. Oleh sebab itu, saya tidak merasa segala sesuatu di sini sedang terburu-buru (untuk konfrontasi nuklir). Namun kami siap untuk itu,” ucap Putin, seperti dikutip dari Reuters, Rabu 13 Maret 2024.
Peringatan nuklir Putin muncul bersamaan dengan tawaran pembicaraan mengenai Ukraina sebagai bagian dari demarkasi keamanan Eropa pasca Perang Dingin. Namun, AS menyebut Putin belum siap untuk pembicaraan serius seperti itu.
Invasi Rusia di Ukraina telah mengakibatkan keretakan parah dalam hubungan Kremlin dengan Barat sejak Krisis Rudal Kuba pada 1962.
Selama invasi ini, Putin berulang kali memperingatkan bahwa Barat berisiko memicu perang nuklir apabila mengirim pasukan untuk berperang di Ukraina.
Pada Februari 2022, Rusia mengirim puluhan ribu prajurit ke Ukraina. Situasi itu pun memicu perang skala penuh antara kedua negara sejak konflik pecah pada 2014.
Potensi perang nuklir
Negara-negara Barat tengah bergulat untuk membantu Kyiv melawan Moskow, yang kini sudah menguasai nyaris seperlima wilayah Ukraina.
Bersamaan dengan itu, Rusia berulang kali memperingatkan Barat mengenai ancaman perang nuklir jika ikut campur lebih jauh.
Meski begitu, Washington tak melihat perubahan besar pada postur militer Rusia. Namun AS dan Barat tetap bersiaga akan ancaman Kremlin.CNNindonesiacom