Situasi di Pohuwato Kondusif 750 Personel Gabungan Disiagakan 

Unjuk rasa di kantor Bupati Pohuwato. Foto : Inipohuwatocom

SITUASI di , , sudah kondusif pasca unjuk rasa ganti rugi perusahaan emas berujung di kabupaten itu. 

Kabid Humas Gorontalo, AKB Desmont Harjendro mengatakan, secara umum kondisi di Gorontalo khususnya di Pohuwato aman. 

“Situasi sudah kondusif, sudah tidak ada unjuk rasa susulan,” terangnya di Gorontalo, Jumat 22 September 2023.

Meski kondusif, lanjut Desmont, personel gabungan dari Polres dan Polda masih dilakukan di beberapa titik.

“Untuk jumlah personel sekitar 750. Itu gabungan Polres Pohuwato dan Polda Gorontalo,” tegasnya. 

Desmont menjelaskan, pasca kericuhan yang berujung pada pengrusakan kantor pemerintahan, kantor DPRD, dan puncaknya pembakaran kantor Bupati Pohuwato, Polda Gorontalo sudah mengamankan beberapa pengunjuk rasa yang disinyalir sebagai provokator dan pelaku pengrusakan. 

Baca Juga:  2 Kapal Selam Scorpene Akan Perkuat Armada Perang Indonesia

“Semua pelaku yang ditangkap sudah diamankan di Polres Pohuwato untuk diperiksa. Yang pasti ada lebih dari lima ,” paparnya. 

Desmont bilang, kericuhan yang terjadi di Pohuwato buntut dari unjuk rasa terkait ganti rugi lahan tambang emas dari salah satu perusahaan yakni PT Puncak Emas Tani Sejahtera (PETS) yang tidak terealisasi. 

Akibatnya massa yang tidak puas anarkis hingga melampiaskan amarahnya ke kantor pemerintahan. 

“Unjuk rasa itu sebenarnya sudah berlangsung sejak beberapa hari, cuman kemarin (Kamis) yang parah karena sampai ricuh,” imbuhnya. 

Diketahui, aksi unjuk rasa yang berakhir ricuh pada Kamis 21 September 2023,  bermula ketika mendatangi kantor perusahaan , kemudian di kantor itu massa melakukan perusakan setelah tidak pihak yang dapat menemui para pengunjuk rasa.

Baca Juga:  Korban Ledakan Tungku Smelter di Morowali Menjadi 19 Orang 

Setelah itu, warga beralih ke kantor DPRD berharap pihak anggota dewan dapat mendengarkan dan memberikan solusi atas tuntutan mereka yang meminta ganti rugi lahan. Namun, pimpinan DPRD Pohuwato tidak berada di tempat sehingga massa emosi dan melakukan perusakan.

Kemudian massa akhirnya ke kantor Bupati Pohuwato untuk menyampaikan aspirasi mereka dan berharap dapat bertemu dengan bupati. Tapi, lagi-lagi massa tidak bertemu dengan Bupati Pohuwato sehingga massa emosi lalu melakukan perusakan hingga membakar kantor bupati. DatSaja

Pos terkait