Penembakan di Universitas Nevada, Korban Tewas Jadi 3 Orang

KORBAN akibat insiden di Universitas Nevada, di Las Vegas, AS pada Rabu 6 Desember 2023, menjadi tiga orang. mengatakan, seorang lainnya terluka parah, dan tersangka pelaku juga tewas. 

Insiden di Universitas Nevada, yang lokasinya tidak jauh dari pusat perjudian Las Vegas Strip ini, telah menjadikan AS sebagai negara dengan kekerasan bersenjata yang sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-.

Sebelumnya dikabarkan, tiga orang terluka dan mendapat perawatan di akibat penembakan massal ini. Korban tewas hanya seorang, yaitu tersangka pelaku.

“Menurut penyelidik kami di tempat kejadian, kami memiliki tiga korban dan satu korban dalam kondisi kritis di rumah sakit setempat,” ujar Departemen Kepolisian Metropolitan Las Vegas.

Baca Juga:  Myanmar Memanas, Pasukan Oposisi Rebut Kota dari Militer

“Tersangka insiden #ActiveShooter ini juga sudah meninggal,” demikian penjelasannya.

Tiga jam setelah penembakan terjadi, pihak universitas terus mendesak para mahasiswa dan untuk berlindung di tempat, dengan mengatakan bahwa polisi berupaya membersihkan setiap gedung secara bergantian dan penyelidikan masih berlangsung.

“Penegak berpotensi datang ke rumah Anda, mengikuti arahan dan keluar dengan tenang dengan tangan Anda terlihat jelas,” kata pihak universitas tersebut.

Brett Forrest, seorang reporter media lokal KSNV mengatakan kepada CNN bahwa dia berada di kampus untuk suatu tugas. Ia terus berlindung di tempat bersama puluhan mahasiswa dan dosen sambil menunggu izin dari polisi.

Baca Juga:  Menkeu Beberkan Kriteria Rumah yang Dapat Gratis PPN

“Kami diberi tahu bahwa mereka datang dari gedung ke gedung, perlahan-lahan mengeluarkan setiap bangunan untuk memastikan tidak ada korban tambahan atau orang lain di dalam, jadi mungkin akan memakan waktu cukup lama,” katanya.

Universitas-universitas di wilayah Las Vegas ditutup sepanjang hari, dan Badan Penerbangan Federal (FAA) telah menghentikan penerbangan ke internasional terdekat. 

Penembakan massal kini menjadi insiden yang sangat umum terjadi di Serikat, negara dengan jumlah senjata lebih banyak dibandingkan jumlah penduduknya. Setiap paya untuk menekan penjualan senjata selalu mendapat perlawanan keras dari warga hingga anggota Kongres.

Menurut Gun Violence Archive, tercatat, hanya di 2023 saja, terjadi insiden penembakan massal sebanyak 600 kali. Organisasi non-pemerintah ini mendefinisikan penembakan massal sebagai empat orang atau lebih yang terluka atau terbunuh. Beritasatucom

Baca Juga:  Geledah Kantor Hutama Karya, KPK Amankan Dokumen Pengadaan Lahan

Pos terkait