PEMERINTAH Sulawesi Tengah, berupaya meningkatkan pemahaman masyarakat untuk mengatasi dampak bencana alam melalui literasi kebencanaan.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, Nyoman Sriadijaya mengatakan, literasi bukan sekadar baca dan tulis, namun merupakan kemampuan untuk memahami suatu hal dalam rangka mendapatkan suatu pemecahan masalah.
“Oleh karena literasi kebencanaan menjadi salah satu wadah untuk memecahkan suatu persoalan terkait kesiapan masyarakat menghadapi bencanaalam,” terangnya dalam siaran pers yang diterima Karebanews.id di Palu, Selasa 14 November 2023.
Menurut Nyoman, literasi kebencanaan untuk meningkatkan literasi masyarakat terhadap hal-hal mengenai kebencanaan sehingga dapat meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.
“Sosialisasi ini penting disampaikan ke masyarakat mengingat ancaman bencana hidrometeorologi yang kapan saja bisa terjadi,” tegasnya.
Nyoman menambahkan, baru-baru ini dinas yang dipimpinnya bersama duta baca dan bunda literasi Sulteng telah menggelar lokakarya literasi kebencanaan.
Di mana, sasaran dalam kegiatan itu camat, lurah, PKK, dharma wanita bidang literasi, organisasi wanita, majelis ta’lim, rukun warga dan rukun tetangga se Palu.
“Kita awali kegiatan di Palu selanjutkan akan digelar di seluruh kabupaten sehingga literasi kebencanaan bisa diketahui seluruh masyarakat kita di Sulteng,” imbuhnya.
Bunda Literasi Sulteng, Vera Rompas Mastura mengatakan, literasi kebencanaan perlu dilaksanakan untuk membangun sistem literasi sejarah kebencanaan yang berbasis pada kearifan lokal.
“Kita berharap dengan sosialisasi yang akan rutin digelar ini masyarakat bisa lebih siap menghadapi bencana alam kedepan,” tandasnya. DatSaja