BAKAL Calon Presiden (Bacapres) 2024, Anies R Baswedan mengimbau masyarakat jangan sampai menuding pasangan capres-cawapres tertentu dengan isu politik identitas.
Ia mengajak masyarakat untuk melihat pasangan capres dan cawapres dari rekam gagasan, rekam karya, dan rekam prestasinya.
Mengenai dirinya yang sering dikaitkan dengan isu politik identitas, Anies ingin semua pihak melihat rekam jejaknya selama memimpin DKI Jakarta.
Mantan Gubernur DKI Jakarta meyakini, bahwa dirinya fokus pada tiga hal, yakni biaya hidup, lapangan pekerjaan, kesehatan dan pendidikan.
Menurut dia, isu politik identitas yang muncul pada pilkada 2017 bukan datang dari calon gubernur dan wakil gubernur, melainkan dari pendukung masing-masing.
“Tapi bagi para calonnya sendiri, kita semua membawa tema-tema agenda perubahan. Dan itulah yang sesungguhnya kita ingin jaga. Jadi kita ingin tetap fokus pada tema itu,” ungkap mantan Rektor Paramadina itu dalam acara Kick Andy Kontroversi bertajuk Amin Makin Yakin di Jakarta, Kamis 19 Oktober 2023.
Menurut Anies, setiap pasangan harus berfokus pada gagasan masing-masing. Menurut dia, di setiap pemilihan umum, baik itu pemilihan presiden maupun pemilihan kepala daerah, polarisasi pasti akan terjadi. Namun, tidak semua polarisasi akan menimbulkan konflik.
“Kadang-kadang kita cepat-cepat menyimpulkan kalau ada polarisasi berarti ada konflik, kalau ada konflik kita simpulkan ada perpecahan. Tidak,” ucapnya.
Anies bilang, polarisasi hanya akan terjadi selama pemilu, dan setelahnya semua akan kembali bersatu. Namun, yang perlu diantisipasi ialah agar polarisasi itu berbasiskan ide dan gagasan, bukan hal lain.
“Ada perbedaan pandangan, perbedaan ide, perbedaan gagasan, itulah sebuah kompetisi yang fair. Kalau tidak ada perbedaan, itu pertandingan persahabatan, dan kadang-kadang itu pertandingan yang sudah diatur angkanya,” tegasnya.
Bakal Calon Wakil Presiden, Muhaimin Iskandar menilai, politik identitas yang melekat pada image seorang Anies Baswedan pun tidak terbukti di lapangan.
Selama lima tahun Anies memimpin Jakarta, menurut dia kerukunan antarumat beragama dan politik tetap terjaga.
“Apa jangan-jangan yang mengelola politik identitas itu justru yang ingin menikmati kegiatan di sosial media saja?. Karena fakta di lapangan tidak terjadi sama sekali. Karena itu, bagi saya kita jalan terus, kita buktikan kepada rakyat Indonesia bahwa kami berkoalisi untuk perubahan dan persatuan,” tandasnya. Mediaindonesiacom/DatSaja